Kesalahan dalam Berpikir
Senin, 28 Februari 2011 Label: Education, Pengetahuan
1. Fallacy of Dramatical Instance
Kesalahan berpikir ini berawal dari kecenderungan seseorang melakukan penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat umum. Kesalahan semacam ini sangat banyak di temui di masyarakat, dan biasanya satu atau dua kasus yang dipakai adalah pengalaman pribadi seseorang.
Contohnya : 'Seorang wanita telah 5 kali melihat seorang pemuda bernama Rusdi ganteng, maka dia berkesimpulan bahwa orang yang bernama Rusdiy ganteng.'
2. Fallacy of Retrospective Determinism
Istilah panjang ini sebenarnya untuk menjelaskan kebiasaan orang yang menganggap masalah yang ada yang sekarang terjadi sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada, tidak bisa dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup panjang. misalnya, 'Mengapa KDRT harus dihapuskan? Karena KDRT adalah sebuah masalah yang terjadi sepanjang sejarah. pelacuran itu harus dibasmi karena pelacuran itu sepanjang sejarah pelacuran itu ada, dan tidak bisa dibasmi, oleh karena itu yang harus kita lakukan merelokasikan agar tidak ada dampak2 yang tidak diinginkan."
singkatnya Determinisme retrospektif adalah upaya kembali pada sesuatu yang seolah - olah sudah ditentukan oleh sejarah.
3. Post Hoc Ergo Propter Hoc
istilah ini berasal dari bahasa latin,
Post = sesudah
Hoc = Demikian
Ergo = karena itu
Propter = disebabkan
hoc = demikian
intinya, sesudah itu - karena itu - oleh sebab itu.
memang sulit apabila diterjemahkan secara terminologis, tetapi kata2 yang panjang dan sulit dipahami ini intinya bahwa akibat yang dihasilkan tidak sesuai dengan sebabnya, akan tetapi dipercaya bahwa penyebabnya tidak sesuai itu. contoh konkritnya 'Seorang guru lebih menyayangi seorang murid dari pada murid lainnya karena murid ini mau memberikan upeti kepada dirinya, keadaan ekonominya yang baik setelah mempunyai murid kesayangannya itu. Guru tersebut lalu menganggap murid yang lain adalah murid tidak berguna yang bisanya hanya mendengarkan pelajaran saja.
4. Fallacy Of Misplaced Concretness
Intinya kerancuan ini adalah mengkonkritkan sesuatu yang pada hakikatnya abstrak, misalnya "Kenapa yang namanya Rusdi ganteng? Karena yang namanya Rusdi takdirnya akan jadi ganteng. Takdir merupakan sesuatu yang abstrak, jika jawabannya seperti itu maka orang yang bernama Rusdi tidak bisa dirubah lagi menjadi orang yang jelek. Sepert kata Sule, "Ooo, tidak bisa!"
5. Argumentum Ad Verecundiam
Intinya Berargumen dengan menggunakan Otoritas, padahal otoritas itu tidak relevan dan ambigu, otoritas itu sesuatu yang sudah diterima kebenarannya secara mutlak.
6. Fallacy Of Composition
Misalnya, dikampung saya, ada orang yang membudidayakan jamur, sehingga menjadi perusahaan besar dan mendatangkan uang yang banyak pada orang tersebut, lalu melihat itu seluruh penduduk menjual kebunnya untuk dijadikan modal berbisnis jamur, akibatnya semua penduduk kampung saya bangkrut karena merosotnya permintaan dan membludak pasokan barang. singkatnya terapi yang berhasil untuk satu orang dianggap berhasil untuk semua orang, inilah Fallacy of composittion.
7. Circular Reasoning
pemikiran yang berputar - putar, menggunakan kesimpulan untuk mendukung asumsi yang digunakan lagi untuk menuju kesimpulan semua, hal ini sangat sering ditemui, contohnya saya mengemukakan hipotesis " Apabila blog ini dikembangkan dengan baik maka dunia akan mendapatkan sarana edukasi yang menyenangkan." si A tanya "Apa buktinya blog itu dikembangkan dengan baik?" saya jawab "Apabila dunia mendapatkan sarana edukasi yang menyenangkan". saya tanya lagi "Sarana edukasi yang menyenangkan, artinya?" ia menjawab " Artinya blog ini dikembangkan dengan baik." inilah contoh circular reasoning, ini sama saja membuat hipotesis " apabila seorang manusia laki laki, maka dia pasti pria".
Kesalahan berpikir ini berawal dari kecenderungan seseorang melakukan penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat umum. Kesalahan semacam ini sangat banyak di temui di masyarakat, dan biasanya satu atau dua kasus yang dipakai adalah pengalaman pribadi seseorang.
Contohnya : 'Seorang wanita telah 5 kali melihat seorang pemuda bernama Rusdi ganteng, maka dia berkesimpulan bahwa orang yang bernama Rusdiy ganteng.'
2. Fallacy of Retrospective Determinism
Istilah panjang ini sebenarnya untuk menjelaskan kebiasaan orang yang menganggap masalah yang ada yang sekarang terjadi sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada, tidak bisa dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup panjang. misalnya, 'Mengapa KDRT harus dihapuskan? Karena KDRT adalah sebuah masalah yang terjadi sepanjang sejarah. pelacuran itu harus dibasmi karena pelacuran itu sepanjang sejarah pelacuran itu ada, dan tidak bisa dibasmi, oleh karena itu yang harus kita lakukan merelokasikan agar tidak ada dampak2 yang tidak diinginkan."
singkatnya Determinisme retrospektif adalah upaya kembali pada sesuatu yang seolah - olah sudah ditentukan oleh sejarah.
3. Post Hoc Ergo Propter Hoc
istilah ini berasal dari bahasa latin,
Post = sesudah
Hoc = Demikian
Ergo = karena itu
Propter = disebabkan
hoc = demikian
intinya, sesudah itu - karena itu - oleh sebab itu.
memang sulit apabila diterjemahkan secara terminologis, tetapi kata2 yang panjang dan sulit dipahami ini intinya bahwa akibat yang dihasilkan tidak sesuai dengan sebabnya, akan tetapi dipercaya bahwa penyebabnya tidak sesuai itu. contoh konkritnya 'Seorang guru lebih menyayangi seorang murid dari pada murid lainnya karena murid ini mau memberikan upeti kepada dirinya, keadaan ekonominya yang baik setelah mempunyai murid kesayangannya itu. Guru tersebut lalu menganggap murid yang lain adalah murid tidak berguna yang bisanya hanya mendengarkan pelajaran saja.
4. Fallacy Of Misplaced Concretness
Intinya kerancuan ini adalah mengkonkritkan sesuatu yang pada hakikatnya abstrak, misalnya "Kenapa yang namanya Rusdi ganteng? Karena yang namanya Rusdi takdirnya akan jadi ganteng. Takdir merupakan sesuatu yang abstrak, jika jawabannya seperti itu maka orang yang bernama Rusdi tidak bisa dirubah lagi menjadi orang yang jelek. Sepert kata Sule, "Ooo, tidak bisa!"
5. Argumentum Ad Verecundiam
Intinya Berargumen dengan menggunakan Otoritas, padahal otoritas itu tidak relevan dan ambigu, otoritas itu sesuatu yang sudah diterima kebenarannya secara mutlak.
6. Fallacy Of Composition
Misalnya, dikampung saya, ada orang yang membudidayakan jamur, sehingga menjadi perusahaan besar dan mendatangkan uang yang banyak pada orang tersebut, lalu melihat itu seluruh penduduk menjual kebunnya untuk dijadikan modal berbisnis jamur, akibatnya semua penduduk kampung saya bangkrut karena merosotnya permintaan dan membludak pasokan barang. singkatnya terapi yang berhasil untuk satu orang dianggap berhasil untuk semua orang, inilah Fallacy of composittion.
7. Circular Reasoning
pemikiran yang berputar - putar, menggunakan kesimpulan untuk mendukung asumsi yang digunakan lagi untuk menuju kesimpulan semua, hal ini sangat sering ditemui, contohnya saya mengemukakan hipotesis " Apabila blog ini dikembangkan dengan baik maka dunia akan mendapatkan sarana edukasi yang menyenangkan." si A tanya "Apa buktinya blog itu dikembangkan dengan baik?" saya jawab "Apabila dunia mendapatkan sarana edukasi yang menyenangkan". saya tanya lagi "Sarana edukasi yang menyenangkan, artinya?" ia menjawab " Artinya blog ini dikembangkan dengan baik." inilah contoh circular reasoning, ini sama saja membuat hipotesis " apabila seorang manusia laki laki, maka dia pasti pria".
0 komentar:
Posting Komentar