BAB IPENDAHULUANI.I Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, kita dihadapkan
pada suatu bentuk interaksi sosial seperti ikut serta dalam sebuah organisasi,
baik itu secara formal maupun non formal. Segala kegiatan yang menjadi haluan
serta program kerja suatu organisasi menitiberatkan pada kemampuan manajemen
kerja organisasi tersebut. Manajemen
berupaya untuk mencapai koordinasi melalui fungsi dasar perencanaan,
pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan. Fungsi
mengkoordinasikan secara efektif sebuah organisasi salah satunya adalah
memahami manajemen yang baik. Itulah
sebabnya, manajemen bukan merupakan fungsi yang terpisah dari koordinasi karena
mencapai keselarasan antara usaha-usaha individu terhadap pencapaian tujuan
kelompok merupakan kunci keberhasilan manajemen. Koordinasi adalah inti dari
manajemen yang melekat pada semua fungsi manajemen.
I.2 Rumusan masalah
Adapun beberapa
pertanyaan yang kami jadikan sebagai rumusan masalah:1. Bagaimana hubungan antara koordinasi kegiatan-kegiatannya dengan
rentang manajemennya dalam pencapaian koordinasi yang efektif.
2. I.3 TUJUAN Adapun yang
menjadi tujuan dari makalah ini ialah:1. Mendefinisikan
Koordinasi dan Rentang Manajemen.2. Menjelaskan teori –
teori yang berhubungan dengan Koordinasi dan Rentang Manajemen.3. Cara – cara pencapaian koordinasi
yang efektif dan rentang manajemen yang dapat dikendalikan secara efektif oleh
seorang pimpinan organisasi.Makalah ini diharapkan memberikan informasi tentang
koordinasi dan rentang manajemen. Informasi koordinasi dapat digunakan suatu
organisasi untuk menjadi pegangan atas perencanaan dalam organisasi demi
mencapai tujuan organisasi secara efisien sedangkan informasi rentang manajemen
dapat mempengaruhi efisien dari manajer
dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. I.4 Metode Metode penulisan
yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:1. Browsing internet yaitu pengambilan
data – data dari internet.
2. Mengumpulkan data dari Buku Pengantar
Manajemen.
Demikian metode yang digunakan dalam makalah ini, yang
kesemuanya membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. BAB IITINJAUAN
PUSTAKA2.1 KOORDINASIKoordinasi (coordination) adalah
proses pengintegrasian tujuan – tujuan dan kegiatan – kegiatan pada satuan –
satuan yang terpisah (departemen atau bidang – bidang fungsional) suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.Tiga macam saling ketergantungan di antara satuan – satuan
organisasi, yaitu:1. Saling ketergantungan yang menyatu
(pooled interdependence)
Bila satuan –
satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap
satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.2. Saling ketergantungan yang berurutan
(sequential interdependence)
Dimana suatu
satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan lain dapat
bekerja.3. Saling ketergantungan timbal balik
(raciprocal interdependence)
Merupakan
hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi. Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara
bermacam – macam individu dan departemen – departemen dalam organisasi menurut
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:1.
Perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota
dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan – pandangan mereka sendiri
tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.2.
Perbedaan
dalam orientasi waktu.
Manajer akan
lebih memperhatikan masalah – masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam
periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah – masalah jangka panjang.3.
Perbedaan
dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan
produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.4.
Perbedaan
dalam formalitas struktur.
Setiap tipe
satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode – metode dan standar – standar
yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa
bagi karyawan. Jelas terlihat bahwa
masalah dalam pengkoordinasian terkait pada terdapatnya perbedaan dalam konsep
yang mendasar. Untuk mengatasi masalah koordinasi dapat digunakan
3 pendekatan sebagai berikut:
- Menguasai teknik Manajemen Dasar
- Meningkatkan koordinasi potensial
- Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Menurut Hasibuan (2007) terdapat
2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:
- Koordinasi vertikal adalah kegiatan – kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit –
unit, kesatuan – kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggungjawabnya.
- Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan
tindakan – tindakan atau kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat)
yang setingkat.
Syarat – syarat dari koordinasi,
yaitu:
- Sense of cooperation (perasaan untuk
bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang
pekerjaan, bukan orang per orang.
- Rivalry, dalam perusahaan – perusahaan besar
sering diadakan persaingan antara bagian – bagian, agar bagian – bagian ini
berlomba – lomba untuk mencapai kemajuan.
- Team spirit, artinya satu sama lain pada
setiap bagian harus saling menghargai.
- Esprit de corps, artinya bagian – bagian yang
diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang
bersemangat.
Dalam koordinasi terdapat 3
(tiga) sifat, yaitu:
- Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
- Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh
oleh seorang koordinator (manajer) dalam rangka mencapai sasaran.
- Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan
secara keseluruhan.
Asas koordinasi adalah asas
skala (hirarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-jenjang
kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang
berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini bahwa setiap atasan
(koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan langsungnya.Menurut
WESTRA:a.
Koordinasi dalam
bahasa inggris “coordination”, berasal dari bahasa latin yaitu: “CUM” dan
ordinare yang berarti “penyusunan atau penempatan sesuatu dalam keharusannya”.b.
Koordinasi adalah
proses pengintergrasian tujuan-tujuan dan kegiatan dari satuan yang terpisah
(unit-unit) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.c.
Sementara para ahli
berkesimpulan bahwa sebenarnya ” coordinating” itu sinonim dengan “managing”
dengan demikian maka seorang manajer juga disebut dengan seorang koordinator
d.
Koordinasi adalah
usaha mengharmoniskan atau menserasikan seluruh kegiatan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.Sedangkan
menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan
yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007).Menurut
G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang telah ditentukan.Menurut Handayaningrat (1985) koordinasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1. Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh
karena itu, koordinasi adalah merupakan tugas pimpinan. Koordinasi sering
dicampur-adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya mempunyai arti yang
berbeda. Sekalipun demikian pimpinan tidak
mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh
kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam
membantu pelaksanaan koordinasi.
mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh
kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam
membantu pelaksanaan koordinasi.2. Adanya proses (continues
process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat
berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan
baik.3. Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh
karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan di dalam kelompok, bukan
terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang bekerjasama, di mana
dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk
mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya tumpang
tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan pertanda kurang
sempurnanya koordinasi.4. Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi.
Kesatuan usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap
kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.5. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta
suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan
sebagai kelompok di mana mereka bekerja.
Dalam pengkoordinasian dasar kita harus
mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus diperhatikan :1. Hirarki Manajerial. Rantai
perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.2. Aturan dan Proses. Adalah
keputusan – keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian –
kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk
koordinasi dan pengawasan rutin.3. Rencana dan Penetapan Tujuan. Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarah seluruh satuan organisasi
terhadap sasaran – sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan – kegiatan organisasi. 2.2 Rentang ManajemenRentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang
sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen
berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh
seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah
bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah – istilah lain rentang manajemen :1. Span
of control2. Span
of authority3. Span
of attention atau Span of supervision Hubungan
rentang manajemen dan koordinasi :”Semakin
besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan
bawahan secara
efektif.”
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan
jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan
span of control, span of authority, span of attention atau span of supervision.Berapa sebenarnya bawahan
seorang manajer agar manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan
efisien. Disini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya bawahan yang
ada dalam tanggung jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian
pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa
penentuan rentang yang baik dan tepat. Pertama rentang manajemen mempengaruhi
penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan
mereka. Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen dengan struktur
organisasi, dimana semakin sempit rentang manajemen struktur organisasi akan
berbentuk “tall” sedangkan rentang manajemen yang melebar akan membentuk
struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit. Faktor - Faktor yang
mempengaruhi Rentang ManajemenPada
dasarnya faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah:1. Kesamaan fungsi – fungsi
Semakin sejenis fungsi-fungsi
yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.2.
Kedekatan
geografis
Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan,
secara fisik, rentangan semakin melebar.3. Tingkat pengawasan langsung
yang dibutuhkan
Semakin sedikit pengawasan
lengsung dibutuhkan, rentangan semakin melebar.4. Tingkat koordinasi pengawasan
yang dibutuhkan
Semakin berkurang koordinasi
yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.5. Perencanaan yang dibutuhkan
manajer.
Semakin sedikit perencanaan
yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.6. Bantuan organisasional yang
tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang diterima
pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu,
rentangan semakin melebar. BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Koordinasi Koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Definisi koordinasi menurut para
ahli :•
G.R. Terry
koordinasi adalah suatu usaha
yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang
tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.•
E.F.L. Brech
koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan
yang semestinya di antara para anggota itu sendiri
•
Mc. Farland
koordinasi adalah suatu proses di
mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara
bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama. 3.2 Tipe – Tipe KoordinasiTerdapat
2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:Koordinasi vertikal adalah kegiatan
– kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan
unit – unit, kesatuan – kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggungjawabnya.Koordinasi horizontal adalah
mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan – kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang
setingkat. 3.3 Syarat KoordinasiTerdapat
4 (empat) syarat koordinasi, yaitu: 1.
Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama),
ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang
per orang.
2.
Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering
diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba
untuk mencapai kemajuan.
3.
Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap
bagian harus saling menghargai.
4.
Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan
atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat.
3.4 Pendekatan
Koordinasi Yang Efektif1.
Teknik manajemen dasar
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan – kegiatan serta
aturan-aturan dan prosedur-prosedur.2.
Meningkatkan koordinasi potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling
tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.3.
Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri. 3.5 Mekanisme Pengkoordinasi Dasar1.
Hirarki manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan
tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila
dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.2.
Aturan dan prosedur
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien
untuk koordinasi dan pengawasan rutin.3.
Rencana dan penetapan tujuan
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan
prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan organis. 3.6 Kebaikan dan Hambatan Koordinasi yang
efektifKebaikan :·
Beban tiap bagian tidak
terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
·
Tiap bagian akan
memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu
perannya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar terhadap
kemungkinan ketidakserasian antar bagian.
·
Schedul kerja saling
terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahan :·
Perbedaan tiap bagian
dalam orientasi pencapaian tujuan.
·
Perbedaan dalam orientasi
waktu.
·
Perbedaan orientasi antar
pribadi.
·
Perbedaan dalam
formalitas struktur.
3.7 Masalah Dalam KoordinasiPaul R. Lawrence dan Jay W. Lorch (Handoko,
2003:197) mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja
yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:1.
Perbedaan dalam orientasi
terhadap tujuan tertentu.
Para
anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri
tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian
penjualan menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan daripada
kualtias produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor
paling penting sukses organisasi.2.
Perbedaan dalam orientasi
waktu.
Misalkan Manajer
produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera
atau dalam periode waktu pendek.
Biasanya
bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka
panjang.3.
Perbedaan dalam orientasi
antar-pribadi.
Kegiatan
produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.
4.
Perbedaan dalam
formalitas struktur.
Setiap
tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standar yang
berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi
karyawan. 3.8 Macam KetergantunganTerdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di
antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson :Saling
ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), bila satuan-satuan organisasi tidak saling
tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi
tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu
hasil akhir.
Saling
ketergantungan yang berurutan (sequential interdependece), di mana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya
terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
Saling
ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), merupakan hubungan memberi dan menerima
antar satuan organisasi.
3.9 Sifat KoordinasiTerdapat 3 (tiga) sifat koordinasi, yaitu: ·
Koordinasi adalah dinamis
bukan statis.
·
Koordinasi menekankan
pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer) dalam rangka mencapai
sasaran.
·
Koordinasi hanya meninjau
suatu pekerjaan secara keseluruhan.
Asas
koordinasi adalah asas skala (hierarki) artinya koordinasi itu dilakukan
menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan
jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini
bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan langsungnya. 3.10 Rentang ManajemenRentang Manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan
manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar
tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya.Prinsip
rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,
demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. 3.11 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Rentang
ManajemenKesamaan
fungsi-fungsi; Semakin sejenis
fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin
kecil.
Kedekatan
geografis; Semakin dekat kelompok
kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin kecil.
Tingkat
pengawasan langsung yang dibutuhkan; Semakin sedikit
pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin kecil.
Tingkat
koordinasi pengawasan yang dibutuhkan; Semakin berkurang
koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin kecil.
Perencanaan
yang dibutuhkan manajer; Semakin sedikit
perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin kecil.
Bantuan
organisasional yang tersedia bagi pengawas; Lebih
banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan,
latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin kecil.
BAB 4PENUTUP4.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari
pembelajaran manajemem adalah sebagai berikut.
1.
Koordinasi
harus terpusat, sehingga ada unsur pengendali guna menghindari tiap bagian begerak
sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat
bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan
keinginan berbeda.2.
Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian
kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu
ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.3.
Koordinasi harus menggunkan pendekatan multinasional,
dengan ujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling
tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.4.
Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk
mengoordinasii kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian tersebut maka suatu organisasi diharapkan dapat berjalan dengan
lancar serta dapat mencapai tujuan yang
hendak dicapai.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian tersebut maka suatu organisasi diharapkan dapat berjalan dengan
lancar serta dapat mencapai tujuan yang
hendak dicapai.4.2
Saran
Adapun saran kami pada
pembuatan makalah ini.1.
Di butuhkan saran-saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini karena dengan adanya saran-saran tersebut penulis
dapat mengetahui dimana letak kekurangan-kekurangan dari makalah ini dan bisa
menjadi pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan makalah selanjutnya.2.
Sebaiknya dalam membuat makalah ini di beri waktu
yang lebih lama agar makalah ini dapat selesai dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar