Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinyaberusaha memaparkan suatu pembahasan secarailmiah yang dilakukan oleh seorang penulis ataupeneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secaralogis dan sistematis kepada para pembaca. Karyailmiah biasanya ditulis untuk mencari jawabanmengenai sesuatu hal dan untuk membuktikankebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalamobjek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisanilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yangbaru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain.Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengantema yang sama, tujuannya adalah sebagai upayapengembangan dari tema terdahulu. Disebut jugadengan penelitian lanjutan.
Karya Ilmiah adalah Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Menutut Jones ( 1960 ) karangan ilmiah dibagi menjadi dua,diantaranya ;
1.    Karangan ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu ( profesional ) yang biasanya bersifat karya ilmia tinggi yang disebut dengan istilah karya ilmiah.
2.    Karangan ilmiah yng ditujukan kepada masyarakat umum yang disebut dengan istilah karangan ilmiah populer.
Tujuan karangan ilmiah;
1.    Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dala
bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2.    Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3.   Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4.   Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5.   Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Pengertian Penalaran, Deduktif, Dan Induktif 
1.    Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
2.    Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.


Macam-macam Penalaran Deduktif
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Penalaran Induktif
Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh :
Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)
Macam-macam Penalaran Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi adalah setelah di adakan peninjauan dan penelitian lebih seksama, ternyata di kawasan bandung terdapat sekurang – kurangnya lima buah obyek wisata. Di kawasan Garu tempat obyek wisata, di kawasan tasikmalaya dan ciamis terdapat sekurang – kurangnya enam buah obyek wisata. Di daerah lain seperti suka bumi, banten, danyang lainnya juga terdapat obyek wisata. Dapat di katakan bahwa daerah jawa baratmemang kaya dengan obyek wisata.
Macam-macam generalisasi:
a. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
b. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Kalimat Silogisme
            Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
Contoh kalimat silogisme :
1.    Semua unggas berkembang biak dengan cara bertelur.
Ayam adalah unggas.
Ayam adalah petelur.
2.    Semua murid SMAN 1 Makale lulus ujian nasional.
Gladis adalah murid SMAN 1 Makale.
Makale lulus ujian nasional.
3.    Semua dosen harus giat mengajar
Mala adalah seorang dosen
Jadi Mala harus giat mengajar
4.    Pak Rimpin adalah ayah Rimpin
Pak Rimpin adalah guru SMP
Jadi, ayah Rimpin adalah guru SMP
5.    Prasetyo pelajar teladan
Prasetyo putra seorang guru
Putra seorang guru pasti pelajar teladan
6.    Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
Aini Fatimah memiliki KTM.
7.    Semua karyawan ANTAM harus olahraga pagi
Riska karyawan ANTAM
Riska harus olahraga pagi
8.    Semua mahluk hidup membutuhkan oksigen
Kucing membutuhkan oksigen
Adi kucing adalah mahluk hidup

9.    Nenek Gladis berada di Jakarta atau Medan.
Nenek Gladis berada di Jakarta.
Jadi, Nenek Acem tidak berada di Medan.
10.  Rifka berbelok ke kanan atau ke kiri
  Rifka tidak berbelok ke kanan.
 Jadi, Rifka berbelok ke kiri
11.  Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan
      Kita selalu mematuhi peraturan
Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.

12. Semua wakil rakyat harus merakyat
Mala adalah wakil rakyat
Mala harus merakyat
13.  Semua pesawat terbang di udara
Lion air adalah pesawat
Lion air terbang di udara
14.  Setiap manusia memiliki pikiran
Gladis adalah manusia
Gladis memiliki pikiran
15.  Semua hewan buas tinggal dihutan
Singa adalah hewan buas
Singa tinggal dihutan
16.  Semua siswa sma mengenakan seragam
Tito siswa SMA
Tito mengenakan seragam


17.  Semua makhluk hidup membutuhkan makan
Hewan adalah makhluk hidup
Hewan membutuhkan makan
18.  Semua SMA Kamanre Ujian Nasional
Rimpin siswa SMA Kamanre
Rimpin harus Ujian Nasional
19.  Semua Pegawai Rumah Sakit berseragam putih
Semua Dokter berseragam putih.
Jadi semua dokter berseragam putih
.
20.  Semua binatang buas mempunyai taring
Singa mempunya taring
Jadi Singa adalah binatang buas
.








Tugas Individu 2

BAHASA INDONESIA
( Karya ilmiah,Deduktif,Induktif,Silogisme )


OLEH

NIRMALA SABIR
G21113011





PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014


DASAR-DASAR MANAJEMEN

BAB IPENDAHULUANI.I  Latar Belakang     Sebagai makhluk sosial, kita dihadapkan pada suatu bentuk interaksi sosial seperti ikut serta dalam sebuah organisasi, baik itu secara formal maupun non formal. Segala kegiatan yang menjadi haluan serta program kerja suatu organisasi menitiberatkan pada kemampuan manajemen kerja organisasi tersebut. Manajemen berupaya untuk mencapai koordinasi melalui fungsi dasar perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan. Fungsi mengkoordinasikan secara efektif sebuah organisasi salah satunya adalah memahami manajemen yang baik.  Itulah sebabnya, manajemen bukan merupakan fungsi yang terpisah dari koordinasi karena mencapai keselarasan antara usaha-usaha individu terhadap pencapaian tujuan kelompok merupakan kunci keberhasilan manajemen. Koordinasi adalah inti dari manajemen yang melekat pada semua fungsi manajemen.
 I.2  Rumusan masalah
      Adapun beberapa pertanyaan yang kami jadikan sebagai rumusan masalah:1.    Bagaimana hubungan  antara koordinasi kegiatan-kegiatannya dengan rentang manajemennya dalam pencapaian koordinasi yang efektif.
2.            I.3  TUJUAN            Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini ialah:1.   Mendefinisikan Koordinasi dan Rentang Manajemen.2.   Menjelaskan teori – teori yang berhubungan dengan Koordinasi dan Rentang Manajemen.3.   Cara – cara pencapaian koordinasi yang efektif dan rentang manajemen yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang pimpinan organisasi.Makalah ini diharapkan memberikan informasi tentang koordinasi dan rentang manajemen. Informasi koordinasi dapat digunakan suatu organisasi untuk menjadi pegangan atas perencanaan dalam organisasi demi mencapai tujuan organisasi secara efisien sedangkan informasi rentang manajemen dapat mempengaruhi efisien dari  manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. I.4  Metode      Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini  adalah sebagai berikut:1.    Browsing internet yaitu pengambilan data – data dari internet.
2.    Mengumpulkan data dari Buku Pengantar Manajemen.
Demikian metode yang digunakan dalam makalah ini, yang kesemuanya membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.      BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1       KOORDINASIKoordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan – tujuan dan kegiatan – kegiatan pada satuan – satuan yang terpisah (departemen atau bidang – bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.Tiga macam saling ketergantungan di antara satuan – satuan organisasi, yaitu:1.    Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan – satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.2.    Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan lain dapat bekerja.3.    Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi. Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam – macam individu dan departemen – departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:1.      Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan – pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.2.      Perbedaan dalam orientasi waktu.
Manajer akan lebih memperhatikan masalah – masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah – masalah jangka panjang.3.      Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.4.      Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode – metode dan standar – standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan. Jelas terlihat bahwa masalah dalam pengkoordinasian terkait pada terdapatnya perbedaan dalam konsep yang mendasar. Untuk mengatasi masalah koordinasi dapat digunakan 3 pendekatan sebagai berikut:
  • Menguasai teknik Manajemen Dasar
  • Meningkatkan koordinasi potensial
  • Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
 Menurut Hasibuan (2007) terdapat 2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:
  • Koordinasi vertikal adalah kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit – unit, kesatuan – kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya.
  
  • Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan – tindakan atau kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
 Syarat – syarat dari koordinasi, yaitu:
  • Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
  • Rivalry, dalam perusahaan – perusahaan besar sering diadakan persaingan antara bagian – bagian, agar bagian – bagian ini berlomba – lomba untuk mencapai kemajuan.
 
  • Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
  • Esprit de corps, artinya bagian – bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat.
 Dalam koordinasi terdapat 3 (tiga) sifat, yaitu:
  • Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
  • Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer) dalam rangka mencapai sasaran.
  • Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
Asas koordinasi adalah asas skala (hirarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan langsungnya.Menurut WESTRA:a.       Koordinasi dalam bahasa inggris “coordination”, berasal dari bahasa latin yaitu: “CUM” dan ordinare yang berarti “penyusunan atau penempatan sesuatu dalam keharusannya”.b.      Koordinasi adalah proses pengintergrasian tujuan-tujuan dan kegiatan dari satuan yang terpisah (unit-unit) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.c.       Sementara para ahli berkesimpulan bahwa sebenarnya ” coordinating” itu sinonim dengan “managing” dengan demikian maka seorang manajer juga disebut dengan seorang koordinator
d.      Koordinasi adalah usaha mengharmoniskan atau menserasikan seluruh kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007).Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk    menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.Menurut Handayaningrat (1985) koordinasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1.     Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi adalah merupakan tugas pimpinan. Koordinasi sering dicampur-adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Sekalipun demikian pimpinan tidak


mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi.


mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi.2.      Adanya proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.3.    Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang bekerjasama, di mana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan pertanda kurang sempurnanya koordinasi.4.       Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.5.      Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai kelompok di mana mereka bekerja.
 Dalam pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus diperhatikan :1.     Hirarki Manajerial.      Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.2.     Aturan dan Proses.      Adalah keputusan – keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian – kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.3.     Rencana dan Penetapan Tujuan.      Pengembangannya dapat digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarah seluruh satuan organisasi terhadap sasaran – sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan – kegiatan organisasi. 2.2       Rentang ManajemenRentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.


Istilah – istilah lain rentang manajemen :1. Span of control2. Span of authority3. Span of attention atau Span of supervision Hubungan rentang manajemen dan koordinasi :”Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.”          
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority, span of attention atau span of supervision.Berapa sebenarnya bawahan seorang manajer agar manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa penentuan rentang yang baik dan tepat. Pertama rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen dengan struktur organisasi, dimana semakin sempit rentang manajemen struktur organisasi akan berbentuk “tall” sedangkan rentang manajemen yang melebar akan membentuk struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Rentang ManajemenPada dasarnya faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah:1.     Kesamaan fungsi – fungsi
Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.2.     Kedekatan geografis
Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin melebar.3.     Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan
Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin melebar.4.     Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.5.     Perencanaan yang dibutuhkan manajer.
Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.6.     Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.                   BAB IIIPEMBAHASAN3.1       Koordinasi            Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Definisi koordinasi menurut para ahli :         G.R. Terry
koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk    menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.         E.F.L. Brech
koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri
         Mc. Farland
koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.  3.2       Tipe – Tipe KoordinasiTerdapat 2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:Koordinasi vertikal adalah kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit – unit, kesatuan – kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya.Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan – kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat. 3.3       Syarat KoordinasiTerdapat 4 (empat) syarat koordinasi, yaitu: 1.    Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2.    Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
3.    Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
4.    Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat.
 3.4       Pendekatan Koordinasi Yang Efektif1.    Teknik manajemen dasar
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan – kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.2.    Meningkatkan koordinasi potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.3.    Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri. 3.5       Mekanisme Pengkoordinasi Dasar1.    Hirarki manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.2.    Aturan dan prosedur
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.3.    Rencana dan penetapan tujuan
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan organis. 3.6    Kebaikan dan Hambatan Koordinasi yang efektifKebaikan :·               Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
·               Tiap bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu perannya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar terhadap kemungkinan ketidakserasian antar bagian.
·               Schedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahan :·               Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
·               Perbedaan dalam orientasi waktu.
·               Perbedaan orientasi antar pribadi.
·               Perbedaan dalam formalitas struktur.
 3.7       Masalah Dalam KoordinasiPaul R. Lawrence dan Jay W. Lorch (Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:1.        Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian penjualan menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan daripada kualtias produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor paling penting sukses organisasi.2.        Perbedaan dalam orientasi waktu.
Misalkan Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek.
Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.3.        Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4.        Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan. 3.8       Macam KetergantunganTerdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson :Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependece), di mana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
 3.9       Sifat KoordinasiTerdapat 3 (tiga) sifat koordinasi, yaitu: ·               Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
·               Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer) dalam rangka mencapai sasaran.
·               Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
Asas koordinasi adalah asas skala (hierarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan langsungnya. 3.10    Rentang ManajemenRentang Manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya.Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. 3.11    Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Rentang ManajemenKesamaan fungsi-fungsi; Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin kecil.
Kedekatan geografis; Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin kecil.
Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan; Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin kecil.
Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan; Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin kecil.
Perencanaan yang dibutuhkan manajer; Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin kecil.
Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas; Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin kecil.
  BAB 4PENUTUP4.1         Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembelajaran manajemem adalah sebagai berikut.
1.            Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendali guna menghindari tiap bagian begerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.2.            Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.3.            Koordinasi harus menggunkan pendekatan multinasional, dengan ujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.4.            Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasii kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian tersebut maka suatu organisasi diharapkan dapat berjalan dengan lancar serta dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian tersebut maka suatu organisasi diharapkan dapat berjalan dengan lancar serta dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai.4.2            Saran
Adapun saran kami pada pembuatan makalah ini.1.                 Di butuhkan saran-saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini karena dengan adanya saran-saran tersebut penulis dapat mengetahui dimana letak kekurangan-kekurangan dari makalah ini dan bisa menjadi pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan makalah selanjutnya.2.                 Sebaiknya dalam membuat makalah ini di beri waktu yang lebih lama agar makalah ini dapat selesai dengan baik.